140 views

Kecewa dengan Pembangunan di Kampung Halaman, Penyair Nyalon Bupati

sakik mataku ngeliak kecadangan sekejung bilukan renglaya/…sakik hatiku ngedengi tamakni penguasa rik rakusni pengusaha.

HARIANFOKUS.COM- Larik puisi di atas adalah sajak yang berjudul, Liwa. Ditulis Udo Z Karzi dalam buku Mak Dawah Mak Debingi, halaman 46. Sajak itu kurang lebih bermakna, penguasa saat ini yang ada cenderung tamak dan pengusaha, sangat rakus. “api lagi sai dapok kubanggakon jak niku.”

Sajak yang ditulis tahun 2007 itu menjadi modal sosial sekaligus modal kebudayaan untuk maju sebagai calon bupati Lampung Barat yang akan dihelat pada 15 Februari 2017. Udo Z Karzi, diprediksi banyak kalangan menjadi alternatif calon yang berlatar budayawan. Dukungan secara massif mulai mengerucut diberikan para nitizen sejak dirinya mengunggah niat maju Pilkada di akun facebooknya.

Tak tanggung-tanggung. Mantan Ketua LBH Bandarlampung, Wahrul Fauzi turut mendoakan. “Amin iya rab.. sukses selalu buat udo,” tulis Wahrul.

Zulkarnain Zubairi punya potensi kuat dalam politik, selain dekat dengan beberapa partai politik besar di Lampung, nama yang akrab disapa Udo Z Karzi itu sedikit mengejutkan peta Pilkada Lampung Barat karena belakangan baru ada nama Farosil Mabsus yang siap berlaga, meneruskan kepemimpinan kakaknya, Mukhlis Basri yang sudah lima belas tahun memimpin daerah itu. Yakni dua periode jadi bupati dan satu periode jadi wakil bupati.

Akan tetapi, politik memang punya bahasa tersendiri. Tercatat pada Pilkada 2013 di Lampung Utara, salah satu tokoh dan budayawan Lampung, Ansori Djausal yang ikut Pilkada, kalah meski berpasangan dengan incumbent.

Semoga Udo Z Karzi bisa mengambil hikmah dan belajar dari kemenangan politik. Bukan kekalahan. Artinya, tidak terlalu menggebu-gebu dalam selebrasi di media sosial namun jarang sosialisasi di tengah-tengah warga. (dre)

 

Bagikan berita ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *