35 views

Ombak Senja Selat Sunda

PERJALANAN menyeberangi Selat Sunda dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak kemarin sore membawa pengalaman tersendiri bagi Gilang. Betapa tidak. Meski cuaca terang benderang, sepoi angin juga relatif normal, tapi mendadak muncul ombak cukup besar sehingga membuat kapal roro yang ditumpanginya sempat beberapa kali berguncang hebat.

“Aneh ya mbak! Cuaca kan bagus-bagus aja, angin juga biasa-biasa aja, tapi kok bisa muncul ombak besar yaa..?!” ujar Gilang sambil tiduran di ruang lesehan penumpang.

“Ya enggak anehlah, dek! Namanya di lautan itu segala kemungkinan bisa saja terjadi! Cuaca termasuk angin memang diantara tolok ukur dalam menilai tingkat ketinggian ombak! Teorinya begitu! Tapi di Selat Sunda ini apapun bisa terjadi!” sahut Dinda.

“Dalam cuaca cerah kayak gini bisa aja ya ada ombak besar kayak sekarang ini, mbak?!”

“Ya bisa saja, dek! Alangkah banyaknya kapal roro antara Bakauheni-Merak yang mendadak terseret arus dan akhirnya terdampar! Yang namanya lautan itu susah ditebak, dek! Dan yang pasti, dalam situasi cuaca dan angin seperti apapun, yang namanya kapal berlayar tetap saja diterjang ombak! Karena yang namanya lautan, sekecil apapun pasti ada ombaknya! Itu sebabnya, kepiawaian seorang nakoda sangat diperlukan!” kata Dinda.

“Jadi yang namanya ombak pasti ada ya dalam suatu pelayaran, mbak! Soal mendadak ada ombak besar, itu alam yang menentukan ya?!” tutur Gilang.

“Iya, begitulah adanya, dek! Dan sebenernya, itulah hakekat kehidupan, dek! Selalu ada ombak secerah ceria apapun cuacanya! Selalu ada goyangan sesepoi-sepoi ringannya gerakan angin! Itu sebabnya, dalam mengarungi kehidupan, kita harus pandai-pandai menempatkan diri, agar ketika ada ombak besar yang muncul tiba-tiba atau saat angin sepoi spontan berubah menjadi angin puting beliung, kita tidak terdadak-dadak!” kata Dinda lagi.

“Jadi maksudnya kita harus antisipasi segala kemungkinan terburuk, begitu ya mbak?!” tanya Gilang.

Bener, dek! Maunya kita memang hidup ini nyaman-nyaman aja, mengalir sesuai alur harapan kita, tetapi kehidupan jangan dianggap enteng, jangan diremehkan, jangan digampang-gampangkan! Lebih baik kita meyakini bahwa kehidupan ini berat, agar kita terus semangat untuk bekerja! Lebih baik kita menyadari bila kehidupan ini adalah tantangan yang harus kita taklukkan, agar kita selalu sadar bahwa kalaupun saat ini kita dipercaya banyak orang memegang amanah, kita tidak akan mengecilkan kepentingan-kepentingan rakyat!”

“Intinya kita perlu sadar,  kalau alam bisa kapanpun bergolak bila kita tidak mawas diri ya, mbak!?”

“Iya dek! Pada hakekatnya, alam pun turut bersepakat ketika seseorang dipercaya memegang amanah! Karena alam adalah bagian dari ayat Tuhan yang tidak boleh disepelekan! Dan siapa yang menyepelekan alam, langsung atau tidak, dia telah mengerdilkan dimensi ke-Tuhan-an yang ada didalamnya! Kalau itu sampai terjadi, maka kehancuran yang akan menjelang! Orang yang arif dan bijak, akan selalu memetik pesan dari pergerakan ombak, dari derasnya hujan disertai guntur, serta dari tatapan mentari yang beringas! Semuanya itu adalah refleksi nyata dari suara Tuhan! Masalahnya, mampukah sang pemimpin membaca tanda-tanda alam tersebut!” ujar Dinda lagi. (¤)

Bagikan berita ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *