48 views

Bicara Popcorn

“AYO, buruan dong, mbak! Pintu bioskopnya sudah dari tadi dibuka! Sebentar lagi filmnya mulai,” kata Gilang pada Dinda yang masih asyik melihat-lihat poster film di bioskop.

“Sabar sih, dek! Lagian belum beli popcorn buat camilan!” sahut Dinda seraya bergerak ke tempat pemesanan panganan bagi penonton bioskop.

“Popcorn lagi, popcorn lagi! Emang kenapalah kalau nonton film nggak sambil ngemil popcorn!” ketus Gilang.

“E, jangan salah kira, dek! Justru dengan sambil ngemilin popcorn, nambah asyik nonton filmnya! Lagian banyak filosofinya di camilan ini!” ucap Dinda.

“Aduh, mbak! Urusan popcorn aja diotak-atik filosofinya segala! Nganeh-nganeh aja mbak ini!”

“Beneran kok ini, dek! Dari cara makan popcorn aja bisa dilihat karakter seseorang lo!” kata Dinda.

“Ngarang aja mbak ini!” ketus Gilang.

“Nggak ngaranglah, dek! Ada penelitiannya! Para psychiatrist di Bristol, Inggris, pernah adain penelitian soal baca karakter seseorang dari caranya makan popcorn! DR. Ben Sessa nama konsultan utama penelitian itu!” jelas Dinda.

“Jadi ini beneran, mbak? Urusan makan popcorn bisa ngebaca karakter orang? Penelitian ilmiahnya ada ya?!” kata Gilang. Mulai serius.

“Ya beneranlah, dek! Dan bener-bener pakai indikator penelitian ilmiah! Bukan penelitian atau survei abal-abal, kayak yang biasanya dilakuin nyambut pilkada! Siapa yang bayar, pasti hasil surveinya dibuat tinggi!”

“Apa hasil penelitian soal popcorn kaitannya sama kepribadian seseorang itu, mbak?!” tanya Gilang.

“Yang mbak inget, kalau yang ngambil popcorn-nya satu demi satu, biasanya orang itu introvert, dek! Tertutup dan pendiam! Sebaliknya, yang langsung ambil banyak sekaligus, orangnya extrovert! Terbuka dan senang bersosialisasi!” urai Dinda.

“O gitu! Kalau yang makannya pelan atau yang main gusruk aja ke mulut, kayak mana, mbak?!”

“Kalau yang makannya pelan-pelan, biasanya orang itu ada kecenderungan egois, dek! Mentingin urusannya sendiri! Nah, yang makannya langsung banyak masukin ke mulutnya, nggak egois orangnya! Juga punya toleransi alias nggak mentingin diri sendiri!” kata Dinda.

“Nggak nyangka adek, urusan popcorn aja bisa buat nilai orang! Harusnya mbak saranin ke Pak Jokowi buat ngirim menteri-menterinya popcorn dan nanti dipantau lewat CCTV gimana cara mereka makan! Buat ngenilai mereka!” ujar Gilang.

“Maksudnya apaan sih, dek? Jauh amat ngelanturnya?!” tanggap Dinda sambil mengernyitkandahi.

“Ya kan lewat cara makan popcorn bisa dibaca karakter orang, mbak! Pak Jokowi lagi pusing berat karena banyaknya menteri yang kerjanya biasa-biasa aja padahal kondisi ekonomi sudah nggak karuan kayak gini! Ditambah ratusan triliun dana di beberapa kementerian belum digunain, akhirnya perputaran ekonomi di rakyat kebanyakan nggak ada! Ketimbang Pak Jokowi marah terus, kan lebih baik ngenilai kesungguhan semangat menterinya cukup dengan ngirim popcorn aja! Kebaca nanti karakter masing-masing! Biayanya juga murah, cuma ngasih popcorn!” jelas Gilang panjang lebar.

“Emang Pak Jokowi negor dan marah sama menterinya lagi, dek?” tanya Dinda.

“Iya, mbak! Karena anggaran ratusan triliun di banyak kementerian belum digunain, mbak! Masih diendepin! Padahal sudah mau kuartal III, yang jadi penentu bakal resesi nggak ekonomi bangsa kita ke depannya! Sampai-sampai Pak Jokowi bilang kalau dia sendiri ngeri bayangin porak-porandanya kondisi ekonomi dunia sekarang ini! Sudah dalam kondisi gini, kok menteri-menterinya kelihatan nyantai aja, ya wajarlah Pak Jokowi marah, mbak!” lanjut Gilang.

“Woalah, ternyata sudah separah ini to kondisi pemerintahan kita, dek! Anggaran sudah ada aja nggak mau bergerak maksimal! Nggak mikirin rakyat yang miskin bertambah miskin sekarang ini karena pandemi Covid-19! Mana yang positif corona jumlahnya naik terus lagi ya?!” ucap Dinda.

“Itu juga soal Covid-19, mbak! Pak Jokowi juga sudah ngingetin kalau kondisi ini sudah ‘lampu merah lagi’! Runyamkan dunia ini sekarang, mbak?!”

“Ya sudah biar aja, dek! Apa gunanya kita punya presiden beserta menterinya, gubernur sama kepala dinasnya, bupati dan walikota sampai ke lurah-lurahnya! Kalau kita yang cuma warga biasa ikut cawe-cawe urusan negara! Wong yang hidupnya difasilitasi uang negara dari pajak rakyat aja, kayak nggak peduli gitu! Sudah ayo kita masuk, enakan nonton film sambil ngemilin popcorn! Seserem apa filmnya tetep bisa kita nikmati dalam situasi; ngeri-ngeri sedap!” tutur Dinda sambil nyengir dan menyeret Gilang untuk masuk ke ruangan bioskop. (*)

Bagikan berita ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *