Bicara Popcorn (1)
“MBAK, istilah new normal katanya diganti, karena dianggep kurang tepat! Kayak mana sih kok cucuk-cabut gini?!” kata Gilang. “Istilah new
Baca Selengkapnya“MBAK, istilah new normal katanya diganti, karena dianggep kurang tepat! Kayak mana sih kok cucuk-cabut gini?!” kata Gilang. “Istilah new
Baca Selengkapnya“AYO, buruan dong, mbak! Pintu bioskopnya sudah dari tadi dibuka! Sebentar lagi filmnya mulai,” kata Gilang pada Dinda yang masih
Baca Selengkapnya“MBAK, apaan sih yang dimaksud reshuffle-reshuffle itu?” tanya Gilang, sepulang dari kongkow dengan teman-temannya di sebuah cafe di bilangan Pahoman,
Baca Selengkapnya“HEI, ngapain maghrib-maghrib duduk ngelamun di teras, dek! Kesambet nanti!” tegur Dinda pada Gilang. “Adek ini bukan ngelamun tau mbak!
Baca Selengkapnya“KOK bengong gitu merhatiin raportnya, dek? Ada yang aneh ya?!” kata Dinda pada Gilang yang tampak mengernyitkan dahi saat memandangi
Baca Selengkapnya“KENAPA kok muka adek merah gitu ya? Lagi kesel to?” ucap Dinda saat masuk ke kamar Gilang. “Ya kesel-kesel sedikit
Baca Selengkapnya“ADEK, pakai dulu maskernya! Sudah naik motor, nggak pakai masker pula! Itu namanya cari masalah!” tegur Dinda saat Gilang mau
Baca Selengkapnya“ADEK, ini lagi ujan deres lo! Bantuin dulu mbak angkatin jemuran ini,” kata Dinda. “Nyantai aja sih, mbak! Nggak usah
Baca Selengkapnya“KENIKMATAN apa yang paling adek rasain dari Lebaran kali ini?” tanya Dinda pada Gilang sambil menikmati sekubal yang dibeli Mama
Baca Selengkapnya“MBAK darimana sih? Sejak siang pergi, pulang-pulang mau maghrib! Kirain buka puasa diluar,” kata Gilang. “Mbak jalan-jalan aja, dek! Ngider!
Baca Selengkapnya